Labels

.

Sabtu, 22 Desember 2012

Kisah Cintaku di Putih Abu-abu


Aku akan bercerita tentang kisah cinta ku pada awal masa putih abu-abu. Tepatnya di kelas X, pada saat semester 2.
Aku menyukai seorang pria yang berbeda kelas dengan ku. Awal ku menyukainya yaitu pada saat belajar bersama. Dia mengajariku. Dan tanpa sadar dia memegang tangan ku, hatiku deg-degan pada saat itu. Aku belum menyadari adanya rasa suka ini. Di minggu berikutnya, aku kembali bertemu dengannya. Dia belajar sangat rajin. Aura ketampanannya terpancar indah. Pada saat itu, aku merasa ganjil dengan perasaan ini.

Aku kemudian sadar akan hadirnya rasa ini. Aku mulai berusaha mendekatinya. Di saat aku belajar namun tak mampu, aku selalu berharap dia akan mengajari ku. Kami mulai dekat. Di saat aku berpapasan dengannya di lorong sekolah, aku selalu tersenyum dengannya. Di saat aku berdiri di dekatnya, dia berusaha untuk memegang tanganku. Di saat dia butuh bantuan, aku selalu bersedia untuk membantunya. Rasa ku semakin lama semakin besar kepadanya. Namun, kejadian yang menyayat hati pun di mulai.
Kejadian pertama, kenyataan yang sangat tak bisa ku terima. Teman curhatku, teman yang merupakan tempat ku mencurahkan segala isi hatiku tentangnya, ternyata juga menyukainya. Hatiku sakit rasanya. Aku tak merasa tertipu. Malah aku merasa bersalah. Dan karena kejadian ini, aku tak pernah membicarakan dia lagi kepada sahabat ku ini. Hubunganku dengan dia pun sengaja ku jaga jarakkan, agar sahabat ku ini tidak merasa sakit.
Namun, kejadian ini selesai hanya dalam 1 minggu. Sahabatku memiliki kekasih baru. Aku mungkin berlebihan menanggapi kesenangan hatinya. Tapi, jujur, aku sangat senang mendengarnya. Aku pun tak menjaga jarak lagi dengannya.
Kejadian kedua, dia juga sedang melakukan pendekatan dengan teman SMP ku. Aku mulai sakit lagi. Aku berusaha menyembunyikan rasa perih ini. Aku hanya tersenyum, tertawa saat aku, dia dan teman SMP ku ini saling berbincang. Namun, aku tetap masih berjalan pendekatan dengan dia.
Kejadian ketiga, kejadian yang paling menggenaskan, kejadian yang membuatku hingga kini membuat aku dan dia tidak pernah bersama lagi, kejadian yang membuat usaha pendekatan kami berantakan.
Dia mengetahui sesuatu yang selama ini ku sembunyikan dari dirinya. Tahukah kalian tentang kebiasaan ini? “Membohongi teman-teman dengan menunjuk seseorang yang pura-pura kita sukai dan memamerkannya kepada mereka, untuk melindungi dan menutupi seseorang yang benar-benar kita sukai agar orang yang kita sukai itu tidak merasa terganggu dengan olokan teman”. Itulah masalah terbesarnya.
Di saat kelas 2, dia mulai berteman dengan orang yang ku tunjuk itu, dan dia juga mengenal dengan salah seorang temanku yang sangat tidak bisa jaga rahasia. Karena itulah aku membohonginya dengan cara itu. Namun, malapetaka pun terjadi. Dia mengumbar-umbarkan tentang aku menyukai pria yang ku beri nama pria I. Dan karena Pria I ini berteman dengan pria yang benar-benar ku sukai, pria yang ku sukai ini mengetahui dan menganggap aku benar-benar menyukai temannya. Dan di tambah lagi dengan teman-teman pria I yang mengejek-ejek pria I dengan aku. Mulai saat itu, setiap kami bertemu tatapannya aneh. Tak ada senyum menyeringai lagi di bibirnya. Tak ada sapaan lagi kepadaku. Dan saat pertama dia mengetahui kebohongan itu, dia berpapasan dengan ku dengan mata yang sedih.
Pernah juga suatu hari, aku berbicara dengan Pria I untuk suatu kepentingan. Dan Pria yang ku sukai ada tak jauh dari kami. Dia sedang duduk di lantai dan berbicara dengan temannya. Saat aku mulai berbicara dengan pria I, dia yang awalnya berbicara dengan temannya kemudian diam. Aku membalikkan wajahku ke arahnya, dia hanya menghadap ke depan dengan tatapan kosong atau bisa di bilang dia terpaksa menghadap ke arah itu dan tak mau menghadap ke arah lain.
Aku menyesal dengan kebohongan yang ku buat itu. Kini masalah itu belum selesai dan di tambah satu kejadian lagi, yang membuat hatiku sakit. Dan sejujurnya kejadian yang membuatku sangat marah, marah, dan marah. Kejadian yang membuatku menahan tangis seharian. Yang membuat kami benar-benar renggang dan jarang bertemu walaupun satu sekolah. Sebuah alasan yang mungkin tidak akan ku beberkan disini. Sebuah alasan yang memastikan kami tidak akan pernah ditakdirkan untuk bersama.
Kini sudah 6 bulan kami renggang dan jarang bertemu walau satu sekolah. Awal kejadian itu, setiap aku bertemu dengannya, dia selalu menunduk dan memalingkan wajahnya. Dan akhir-akhir ini, setiap kami bertemu, dia mulai menatapku dan aku yang bergantian yang memalingkan wajahku. Setiap selesai acara memalingkan wajah ini, aku sangat menyesal. Aku ingin tersenyum kepadanya, namun, bibirku kaku untuk melakukannya.
Aku tak bisa menyukai orang lagi dengan tulus seperti aku menyukainya. Iya benar, aku sekarang masih marah kepadanya. Namun, rasa marah ini terkalahkan dengan rasa cintaku kepadanya. Mungkin takdir tak mengijinkan kami bersatu. Tapi, hatiku akan tetap mencintainya.

1 komentar: